Subsidi Mobil Listrik, DFSK Genjot TKDN 40 Persen Untuk Gelora E DFSKGeloraE
jpnn.com, JAKARTA - Setelah memulai produksi lokal DFSK Gelora E di pabrik Cikande, Banten, PT. Sokonindo Automobile fokus memenuhi batas tingkat komponen dalam negeri untuk minivan listrik tersebut.
"Mudah-mudahan cukup waktunya dan tingkat TKDN ini sudah dapat terpenuhi di atas 40 persen, sehingga bisa menikmati juga tadi untuk yang bantuan dari negara," ungkap Marketing Head PT. Sokonindo Automobile Achmad Rofiqi, Rabu. Dia menyebut semua pabrikan otomotif yang memproduksi kendaraan listrik di Indonesia, termasuk DFSK, sedang berupaya memenuhi kandungan TKDN 40 persen agar bisa memperoleh bantuan insentif dari pemerintah tersebut.
Philippines Latest News, Philippines Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Bawa DFSK Gelora E ke Bandung Tanpa Ngecas, Berapa Konsumsi Baterainya?Tempo berkesempatan menjajal mobil listrik niaga DFSK Gelora E dengan rute perjalanan Jakarta-Bandung. Berapa banyak konsumsi baterainya?
Read more »
Jakarta-Bandung Naik DFSK Gelora E, Biaya Ngecas Cuma Rp 43 RibuanPerjalanan Jakarta-Bandung, DFSK Gelora E menghabiskan baterai sebanyak 61 persen. Biaya yang dikeluarkan untuk ngecas diperkirakan sekitar Rp 43 ribu
Read more »
Diproduksi Lokal, DFSK Gelora E Laris Manis di Sektor LogistikKeputusan PT. Sokonindo Automobile (DFSK Indonesia) memproduksi kendaraan niaga bertenaga listrik DFSK Gelora E secara lokal berbuah manis.
Read more »
DFSK Gelora E Laku di Pasar Fleet, Siapa Saja Konsumennya?PT Sokonindo Automobile (DFSK Indonesia) mengungkapkan bahwa mobil listrik niaga DFSK Gelora E laris di pasar fleet.
Read more »
Media Challange DFSK Gelora E: Segelas Kopi Untuk Jakarta - BandungDimulai dengan segelas kopi panas (Hot Cappucino), deretan Gelora E yang sudah diisi penuh daya listriknya siap digeber Jakarta - Bandung
Read more »
Tanggapan Isuzu Soal Subsidi Bus Listrik Harus TKDN 40 PersenSubsidi terhadap 138 unit bus listrik di Indonesia masih tertunda lantaran belum yang mengantongi 40 persen Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Read more »