Indonesia tampak lebih memilih sikap berhati-hati dalam merespons kebijakan baru Uni Eropa untuk komoditas CPO. Sementara itu Malaysia cenderung lebih agresif.
Bisnis.com, JAKARTA – Dua negara produsen terbesar di dunia untuk komoditas minyak kelapa sawit mentah dan produk turunannya, yakni Indonesia dan Malaysia, tampak memiliki pendekatan yang berbeda dalam merespons kebijakan Uni Eropa.
Sekadar informasi, kedua negara tersebut saat ini tengah menghadapi peraturan baru yang diterapkan oleh Uni Eropa tahun lalu. Dalam hal ini, blok negara Benua Biru tersebut mewajibkan komoditas perkebunan dan pertanian yang masuk dari negara lain, wajib bebas dari praktik deforestasi. Aturan tersebut disahkan pada 6 Desember 2022 lalu. Sementara itu, komoditas yang diatur dalam ketentuan baru tersebut antara lain minyak kelapa sawit dan turunannya, daging sapi, kayu, kopi, coklat, karet serta kedelai.
Philippines Latest News, Philippines Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Polisi Malaysia Temukan Pasta Gigi Mengandung Ganja Dikirim dari Indonesia, Salah Satu Penerima PM MalaysiaPolisi Malaysia menemukan pasta gigi yang mengandung ganja. Pasta gigi itu ternyata kiriman dari Indonesia.
Read more »
Inggris 'Tunduk' Soal Sawit Malaysia, Harga CPO Nge-gas!Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat di sesi awal perdagangan Rabu (15/3/2023).
Read more »
Petani Sawit Malaysia Ajak Apkasindo Petisi Uni EropaAsosiasi Petani Kelapa Sawit (Apkasindo) mengungkapkan akan mengambil langkah berbeda menyikapi kebijakan Uni Eropa terkait sawit.
Read more »
Petani Kelapa Sawit dan Karet Malaysia Protes Kebijakan Deforestasi Uni EropaIndonesia dan Malaysia, pengekspor minyak sawit terbesar di dunia, menuduh Uni Eropa memblokir akses pasar minyak sawit mereka.
Read more »
RI Kebut Ratifikasi Perjanjian Kerja Sama dengan UEAIndonesia segera mengesahkan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif dengan Uni Emirat Arab (UEA).
Read more »
Bukan Nikel, Tiba-Tiba Proyek RI Ini Terimbas Sanksi EropaSalah satu proyek di Indonesia turut terkena imbas sanksi Uni Eropa dan Inggris.
Read more »