Rupiah kembali dibuka melemah setelah rilis data ekonomi China mengalami kemunduran dibandingkan periode sebelumnya.
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis Rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat di tengah proyeksi masihRefinitiv
Inflasi As meningkat menjadi 3,2% pada Juli2023, dari 3,0% pada Juni. Hal ini membuat pelaku pasar khawatir jika The Fed masih akan hawkish ke depan.menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis points pada rapat Federal Open Market Committee pada September 2023 karena inflasi AS yang mengalami kenaikan.
Selain dari AS, rupiah juga terpuruk karena perkembangan di China. Perekonomian China mengalami perlambatan belakangan ini. Hal ini terlihat dari Indeks Harga Konsumen secara tahunan yang mengalami deflasi 0,3% pada Juli 2023.
Philippines Latest News, Philippines Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Dolar Makin Perkasa, Akankah Rupiah Tahan Banting Hari Ini?Rupiah makin ambruk melawan dolar Amerika Serikat (AS) menembus ke atas level psikologis Rp15.300/US$.
Read more »
Dolar Perkasa, tetapi Harga Emas Berjangka Ambruk ke Level TerendahHarga emas berjangka mengalami penurunan signifikan, mencapai level terendahnya dalam lebih dari sebulan pada akhir perdagangan Senin.
Read more »
Jelang Hari Kemerdekaan, Rupiah Makin MeranaJelang Hari Kemerdekaan, Rupiah Makin Merana
Read more »
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, 14 Agustus 2023Nilai tukar rupiah diperkirakan akan berada dalam rentang Rp15.200-Rp15.350 per dolar AS.
Read more »
Rupiah melemah karena dolar AS kian diminati pasca rilis data PPI ASDirektur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan rupiah mengalami pelemahan karena dipengaruhi permintaan dolar Amerika Serikat (AS) yang ...
Read more »
Rupiah Melemah Dipengaruhi Tingginya Permintaan Dolar setelah Rilis Data PPI ASRupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS seiring kenaikan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS dan sentimen negatif di pasar keuangan.
Read more »