Sedikitnya 19 negara pengguna mata uang euro (biasa disebut eurozone) kemungkinan besar segera menuju resesi dipicu oleh perang Rusia-Ukraina.
TEMPO.CO, Jakarta - Pada kuartal terakhir 2022, perekonomian Eropa diproyeksikan akan sangat terpukul oleh krisis energi yang dipicu oleh perang Rusia-Ukraina. Menurut International Monetary Fund , setengah dari 19 negara pengguna mata uang euro kemungkinan besar segera menuju resesi.Menurut Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva yang dilansir dari euronews.com, Eropa telah menyelesaikan pertumbuhan global lebih dari 6 persen setelah pulih dari Covid-19.
Walau demikian, kenaikan PMI ini tidak terjadi pada semua negara.Indeks Britania Raya justru turun menjadi 47,8 dari 49. Angka PMI yang lemah menggarisbawahi risiko negara itu tergelincir ke dalam resesi. Perselisihan industri, kekurangan staf, kerugian ekspor, meningkatnya biaya hidup, hingga suku bunga tinggi merepresentasikan laju ekonomi yang kembali merosot di awal tahun.
Philippines Latest News, Philippines Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Putin Ancam Serang Negara-negara NATO Jika Tetap Pasok Senjata ke UkrainaPutin Ancam Serang Negara-negara NATO Jika Tetap Pasok Senjata ke Ukraina TempoDunia
Read more »
Top 3 Dunia: Pertempuran Rusia-Ukraina, Boris Johnson, Ukraina Rebut Kembali Tiga DesaTop 3 Dunia dibuka dan ditutup dengan berita-berita dari pertempuran Rusia-Ukraina yang kian sengit.
Read more »
Putin Klaim Serangan Balik Ukraina Buntu, Jumlah Korban Ukraina 10 Kali Lipat Dibanding RusiaPresiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa gelombang serangan balik Ukraina tidak membuahkan hasil di banyak wilayah.
Read more »
Jumlah Hulu Ledak Nuklir Dunia Meningkat pada 2023Laporan terbaru Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menyebut bahwa jumlah hulu ledak nuklir di seluruh dunia mengalami peningkatan dari 9.440 hulu ledak yang siap pakai pada 2022 menjadi 9.576 pada 2023. Ada sembilan negara di dunia yang tercatat memiliki hulu ledak nuklir, yakni Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Cina, India, Pakistan, Korea Utara, dan Israel. Dari 9.576 hulu ledak tersebut, sebanyak 3.844 di antaranya berada dalam posisi terpasang pada misil ataupun pesawat dan siap menyerang sewaktu-waktu. Sedangkan sisanya berstatus cadangan. Sekitar 90 persen senjata nuklir di dunia dimiliki oleh AS dan Rusia, dua rival yang tak lepas dari warisan era Perang Dingin. Negara-negara yang tercatat menambah jumlah hulu ledak nuklir adalah Rusia, Cina, India, Pakistan, dan Korea Utara. Cina mengalami pertumbuhan pesat senjata nuklir, dengan menambah jumlah hulu ledak nuklirnya menjadi 410 dari 350. Negara ini juga berpotensi memiliki rudal balistik antarbenua (ICBM) sebanyak Amerika Serikat atau Rusia pada akhir dekade ini. Meski Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Israel tercatat tidak menambah jumlah senjata nuklir mereka, namun negara-negara tersebut diyakini tidak tinggal diam dengan langkah negara-negara yang menambah jumlah hulu ledak nuklir. Empat negara tadi diyakini juga sedang melakukan pengembangan terhadap senjata nuklir mereka saat ini, dan diprediksi akan menambah persediaan hulu ledak di masa depan. Konflik geopolitik yang dipicu invasi Rusia ke Ukraina pada Februari tahun lalu diyakini memperburuk ancaman perang nuklir. Pada tahun lalu, Inggris dan AS merahasiakan kekuatan nuklir mereka, sesuatu yang tidak mereka lakukan di tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, Rusia juga menarik diri dari perjanjian pelucutan senjata nuklir dengan AS (New START), sedangkan AS juga menangguhkan dialog bilateral dengan Rusia terkait hal yang sama.
Read more »
Perang Rusia Vs Ukraina Terkini: AS Khawatir Korea Utara Kirim Lebih Banyak Senjata ke RusiaAS khawatir Korea Utara mengirimkan lebih banyak senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.
Read more »
Vladimir Putin Kunjungi Tentara Rusia yang Terluka saat Perang Rusia-UkrainaPresiden Rusia Vladimir Putin menemui tentara Rusia yang terluka dalam perang Rusia-Ukraina dan saat menjalani perawatan di RS Militer
Read more »