Cara Armstrong mengkritisi dalam buku itu rawan menimbulkan kesan antisains modern.
ALAM tidak dipandang semata-mata sebagai objek. Selama beratus atau beribu tahun, manusia telah memiliki pandangan tentang alam. Penulis Karen Armstrong kini berupaya memaparkan pandangan tentang cara memahami alam lewat berbagai tradisi mitos dan logis yang ada di dunia ini.
Armstrong menganjurkan agar orang-orang di Barat mengubah sikap dengan kembali menghargai mitos dan kembali menghubungkan alam dengan yang Ilahi. Sikap tersebut diyakininya akan membuat mereka lebih dekat dengan alam sehingga kemudian akan lebih baik pula dalam mengatasi dampak perubahan iklim yang kini telah menjadi fenomena global.
Belajar dari Armstrong, lanjut dia, bisa membantu kita, minimal, membuat keseimbangan antara logos dan mitos.Kritiknya atas buku Armstrong ialah tiadanya rujukan terkait dengan panteisme dalam buku tersebut. Di dunia kristiani pada masa kini, melihat dampak ekologi yang hebat, orang mendialogkan tradisi agama lokal yang berangkat dari mistis dengan tradisi agama Ibrahimiah yang berangkat dari logos. Dalam gerakan Oikumene, ada pemahaman tentang pengakuan imanensi yang Ilahi dalam alam dan ada pemahaman yang Ilahi tidak identik dengan alam atau tetap transenden.
Padahal, menurutnya, Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru banyak membahas tentang kesakralan alam. Namun, hal itu tidak diulas dalam Sacred Nature. Dalam buku Sacred Nature, ia menyebut hal menarik yang dilakukan Armstrong ialah melihat berbagai tradisi masyarakat adat dalam memandang alam. Walau tidak banyak masyarakat adat yang disampaikan, Armstrong sempat bercerita mengenai Antropolog David Abram yang melakukan kajian etnografi di Nepal dan Indonesia. David tidak hanya memahami cara masyarakat memandang alam, tetapi juga bertransformasi diri dalam memandang alam.
Untuk tujuan tersebut, mitos lebih efektif dalam jangka panjang. “Jadi ketika sains modern mengatakan saya lebih unggul, itu harus dilupakan. Itu merupakan peristiwa kekerasan, memaksakan tujuan sains modern ke mitos dan kemudian mitos dianggap tidak laku, tidak bermanfaat karena tidak bisa memenuhi tujuan sains modern. Padahal, mitos sebetulnya adalah sebuah cara untuk mendapatkan kebenaran juga. Bukan sekadar cerita keliru tentang masa lalu.
Philippines Latest News, Philippines Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Memahami IKM dengan Mengikuti Sosialisasi Bimtek IKMRADARSEMARANG.ID, DUNIA pada era revolusi industri 4.0 membawa perkembangan ilmu dan teknologi yang canggih serta informasi yang bergerak secara pesat. Hal ini mengharuskan pada perubahan dan perbaikan di dunia pendidikan. Pasalnya, peran pendidikan untuk mendatangkan perubahan dan perkembangan
Read more »
Gubernur I Wayan Koster: Atas Sikap Tolak Israel, Terima Kasih Warga Bali Memahami dan Dukung SayaGubernur Bali I Wayan Koster berterima kepada warga Bali yang memahami dan dukung dirinya menolak Israel
Read more »
Kuasa Hukum Once Respons Ahmad Dhani yang Larang Penggunaan Lagu-Lagunya Secara Komersial |Republika OnlinePanji menilai Ahmad Dhani tidak memahami ketentuan dalam UU Hak Cipta.
Read more »
Waketum PSSI: Timnas Indonesia U-20 Tenang, Jangan Patah Semangat |Republika OnlineZainudin mengaku memahami kesedihan yang dirasakan oleh Hokky Caraka dkk.
Read more »
Soal Piala Dunia U-20, Jokowi Hormati Keputusan FIFA |Republika OnlineJokowi memahami keputusan FIFA telah membuat masyarakat Indonesia kecewa.
Read more »
Marc Klok Tegaskan Timnas U-20 akan Selalu Dapat Dukungan dari Football Family |Republika OnlineKlok memahami pencoretan Indonesia sulit bagi para pemain timnas U-20.
Read more »