Gus Yahya: Pemilu 2024 hanya prosedur, bukan jihad fi sabilillah. Ini cuma prosedur untuk tentukan pejabat pemerintah.
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Yahya Cholil Staquf mengimbau agar seluruh rakyat Indonesia tidak perlu meneruskan antagonisme di antara pendukung calon presiden yang berbeda.Ia mengatakan bahwa Pemilu 2024 merupakan agenda politik yang sekadar prosedur untuk ditaati dan bukan jihad fi sabilillah.'Jadi, ini cuma prosedur, bukan jihad fi sabililah, bukan perang badar, bukan soal hidup mati.
Gus Yahya memastikan NU tetap menjaga netralitas dan ketentraman masyarakat agar tetap harmonis dan tidak terjadi permusuhan antarkelompok karena agenda politik lima tahunan tersebut. Dia pun mengimbau agar masyarakat mendukung Pemilu 2024 sebagai prosedur untuk menentukan pemerintahan dan wakil rakyat Indonesia.'Saya ingin sampaikan kepada masyarakat bahwa pemilu ini cuma prosedur yang harus dilewati secara rutin untuk menentukan pemerintahan.
Philippines Latest News, Philippines Headlines
Similar News:You can also read news stories similar to this one that we have collected from other news sources.
Gus Yahya: Pemilu 2024 Hanya Prosedur dan Bukan Jihad Fi Sabilillah Hidup atau MatiKetua Umum NU Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa Pemilu 2024 merupakan agenda politik yang sekadar prosedur untuk ditaati dan bukan jihad fi sabilillah.
Read more »
Sikap Ketum PBNU Gus Yahya Tak Akan Dukung Bakal Capres dan Cawapres Tertentu di Pemilu 2024Sikap Ketum PBNU Gus Yahya Tak Akan Dukung Bakal Capres dan Cawapres Tertentu Jelang Pemilu 2024
Read more »
Ketua Umum PBNU Nilai |em|Cawe-Cawe|/em| Jokowi Wajar |Republika OnlineGus Yahya menjelaskan, Jokowi ikut cawe-cawe Pilpres 2024 untuk menjaga stabilitas.
Read more »
Gus Yahya: NU Bukan Partai Politik, Pemilu Bukan Perang Badar'Wong NU ini bukan parpol, saya tuh bolak balik sampe teriak-teriak soal ini, NU bukan parpol,' kata Gus Yahya.
Read more »
Gus Yahya Sebut Independensi dan Netralitas NU Terkait Pemilu Tidak Berubah Sejak 1926 - Jawa Pos"Ya, NU sebagai institusi masih di posisi itu (sesuai titah 1926), karena ini keputusan resmi muktamar yang tidak pernah dianulir
Read more »